Senin, 30 Januari 2023

Menulis Cerita Fiksi

 


Judul               : Menulis Cerita Fiksi

Resume ke -    : 10

Gelombang      : 28

Tanggal           : 30 Januari 2023

Tema               : Kiat Menulis Cerita Fiksi

Narasumber     : Sudomo, S.Pt.

Moderator       : Bambang Purwanto, S.Kom.Gr.

 

Cerita fiksi tidak hanya membawa imaginasi berkelana. Cerita fiksi dapat dipakai sebagai sarana pembentukan karakter, rekreasi, dan memperkuat intuisi.

Berikut kiat menulis cerita fiksi menurut Bapak Sudomo, S.Pt. atau Mazmo. Kiat ini disebut dengan alur merdeka. Kiat menulis cerita fiksi dengan alur merdeka adalah:

1.      Mulai dari diri

Setiap orang punya pengalaman tentang cerita fiksi baik dalam penulisan maupun kendala yang dihadapi. Ada yang suka membaca cerita, tetapi belum pernah menulis. Begitu juga ada yang suka bercerita secara lisan dan juga belum pernah menulis. Ada yang sudah mencoba menulis, tetapi berhenti di tengah – tengah. Ada juga yang sudah berpengalaman dan karyanya termuat dalam antologi.

Jika ingin bisa menulis fiksi, maka harus mempunyai semangat untuk belajar. Mempunyai niat dan komitmen kuat untuk memulai dan menyelesaikan. Mencari berbagai referensi tentang kerangka karangan sebgai strategi menulis fiksi agar cerita tetap pada jalurnya. Harus terus membaca karya orang lain agar semakin kaya pemahaman dan ketrampilan. Konsistensi menulis cerita fiksi akan membuat terbiasa.

2.      Eksplorasi konsep

Seorang penulis cerita fiksi membutuhkan riset. Riset tersebut bisa berupa riset setting agar bisa menulis tempat dengan detail. Dengan membaca karya orang lain, seorang penulis fiksi akan memperoleh gambaran tentang teknik kepenulisan, gaya bahasa, dan menambah kosa kata.

Bentuk cerita fiksi beraneka: cerpen, novelet, novela, novel, fiksimini, flash fiction, dan pentigraf. Perbedaan pada semua bentuk cerita tersebut adalah jumlah katan.

Unsur – unsur pembentuk cerita adalah tema, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang. Namun, ada satu unsur yang penting untuk membangun cerita, yaitu premis. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat yang memudahkan dalam pengembangan cerita. Unsur premis ini adalah karakter, tujuan tokoh, rintangan/tantangan, dan resolusi. Contoh premis adalah seorang penyihir cilik yang harus berjuang demi ketenangan dunia.

Hal yang tidak boleh dilupakan adalah membuat outline atau kerangka karangan agar cerita tidak melebar tanpa tujuan.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah membuka cerita dengan baik, melakukan pengenalam tokoh dan latar dengan baik, menguatkan konflik internal dan eksternal tokoh, mempertimbangkan unsur logis sehingga tidak cacat logika, memperkuat imaginasi, susunan kalimat pendek dan jelas, memperhatikan diksi, dan membuat ending yang baik.

3.      Ruang kolaborasi

Bisa bekerja sama dengan penulis lain untuk membangun dan menyelesaikan cerita. Semisal Mazmo memberikan paragraf:

“Perlahan suara itu mulai menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama suara itu semakin mendekat.”

Kemudian saya akan melanjutkan seperti ini:

“Perlahan suara itu mulai menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama suara itu semakin mendekat.

Aku semakin membelalakkan mataku agar dapat melihat dari aapa atau siapakah suara yang semakin mendekat itu berasal. Namun, sia – sia. Hanya gelap yang membekap penglihatanku. Jantungku berdebar semakin cepat. Napasku pun demikian. Aku berusaha mengatur napasku dan menenangkan diri. Dalam ketidakpastian aku berusaha waspada.”

4.      Demonstrasi kontekstual

Menginventaris 5 tema yang paling disukai dan dikuasai

a.       Kesulitan sesama dan kepedulian

b.      Kejujuran dan kesejahteraan bersama

c.       Daya juang dalam berbagai kesulitan

d.      Daya cinta yang mengatasi berbagai masalah

e.       Tuhan yang penuh cinta dan ketidakterdugaan

5.      Elaborasi Pemahaman

Saling berbagi pemaham dengan berdiskusi dan mengikuti berbagai komunitas menulis cerita fiksi. Pengalaman dari sesama penulis akan semakin memperkaya pemahaman dan ketrampilan dalam berkarya.

6.      Koneksi antarmateri

Kesimpulan untuk mampu menulis cerita fiksi adalah berawal dari diri sendiri. Kemauan dan semangat untuk terus menulis dan belajar. Pemahaman tentang unsur – unsur cerita akan mendukung ketrampilan dalam menulis. Belajar dari penulis lain dengan membaca karyanya atau berdiskusi akan semakin meningkatkan kemampuan menulis cerita fiksi dan kualitas karya.

7.      Aksi Nyata

Semua yang dipelajari akan menjadi sia – sia jika tidak diterapkan. Oleh sebab itu, tiada jalan lain untuk bisa menulis cerita fiksi, kecuali melakukannya.


Minggu, 29 Januari 2023

Kunci Mudah Menulis



Judul               : Kunci Mudah Menulis
Resume ke -    : 9
Gelombang      : 28
Tanggal           : 27 Januari 2023
Tema               : Menulis Itu Mudah
Narasumber     : Prof. Dr. Ngainun Naim
Moderator       : Lely Suryadi, S. Pd. SD

 

Salah satu cara bisa menulis adalah dengan menulis. Begitulah kira – kira quote awal dari Prof. Ngainun Naim untuk membuka pembelajaran pertemuan kesembilan. Pertanyaan awal untuk mulai menulis adalah “Apa yang mau ditulis?”. 

Salah satu kunci menulis yang mudah, menurut Prof. Ngainun adalah menulis hal – hal sederhana yang dialami. Pengalaman hidup sehari – dari dapat dijadikan sumber tulisan yang subur dengan memilih aspek yang mau diceritakan.

Kunci kedua mudah menulis adalah jangan menulis sambil dibaca atau diedit karena akan menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Aktivitas menulis dilakukan dalam keadaan bebas. Dalam keadaan bebas mengeluarkan apa saja yang ada dalam pikiran. Selesai menulis karena sudah habis bahan yang mau ditulis, maka lebih baik ditinggalkan terlebih dahulu dengan disimpan di dalam komputer dan tidak dibaca. Kemudian mencari suasana psikologis yang berbeda agar terendapkan. Setelah itu, baru dibaca kembali dengan mencermati kalimat demi kalimat, menambahkan ide jika ada yang perlu ditambah, memperbaiki penulisan kata. Sebelum mempublikasikan, tulisan perlu untuk dibaca sekali atau dua kali dengan prinsip: meminimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan. Sebuah tulisan berbobot ringan atau berat tergantung dengan kepentingan. Berat untuk kepentingan akademik, ringan untuk kepentingan publik.

Kunci ketiga adalah menulis tentang perjalanan. Semua orang sering melakukan perjalanan. Berangkat atau pulang kerja juga adalah sebuah perjalanan. Apa saja yang dilakukan selama dalam perjalanan dapat dituliskan. Ketika rekreasi, bisa ditulis segala yang dialami. Hal itu lebih mudah karena dijalani sendiri.

Kunci keempat adalah menulis secara ngemil, sedikit demi sedikit. Walaupun sedikit demi sedikit, tetap harus memiliki target. Prof. Ngainun mencontohkan bahwa beliau menulis beberapa jenis tulisan setiap hari. Untuk blog atau kompasiana, menargetkan 3 – 5 paragraf. Untuk artikel jurnal, menargetkan 1 paragraf. Target minimal ini harus diperjuangkan.

Tips mengatasi kesulitan memulai menulis pada alinea awal , menurut Prof. Ngainun adalah mengawali dengan prolog sederhana sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf. Selain itu juga mengawali dengan mengatasi hambatan psikologis yang bisa berupa ketakutan: ketakutan jelek, ketakutan salah, dan sebagainya. Cara untuk melawan kesulitan adalah dengan melakukan. Langkah kedua adalah dengan dipaksa karena di dalam hidup tidak ada yang benar – benar mudah. Memaksakan diri untuk menulis setiap hari selama tiga bulan dan buktikan nanti akan ketagihan. Lawan terbesar penulis adalah diri sendiri. Hal ini membutuhkan perjuangan. Agar tulisan semakin meningkat kualitasnya, perlu diiringi dengan belajar tanpa henti.

 

Kutub utara kutub magnet

Kebalikannya kutub selatan

Ayo kita mulai punya target

Menulis sebagai kebiasaan keseharian

 

Sabtu, 28 Januari 2023

Berkomitmen Untuk Lebih Bermakna

 



Judul               : Berkomitmen Untuk Lebih Bermakna
Resume ke -    : 8
Gelombang      : 28
Tanggal           : 25 Januari 2023
Tema               : Komitmen Menulis di Blog
Narasumber     : Drs. Dedi Dwitagama, M. Si.
Moderator       : Sigid PN, SH.

 

Pak Dedi mulai ngeblog 2005 terinspirasi dengan pemilik blog kreatif, agus sampurna. Akibat menulis di blog, pak Dedi bisa keliling Indonesia dan negara – negara. Hari ini presentasi ke - 1.024 sejak tahun 1990. Sudah menjadi pembicara sejak mahasiswa. Target menginspirasi untuk produktif berinternet sehingga bisa dikenal.

Banyak guru, tetapi sedikit yang hebat. Faktor utamanya adalah tidak produktif.  Produktif adalah jika yang dilakukan mendatangkan manfaat, memberi hasil, menguntungkan. Mayoritas guru sukanya melakukan yang minimalis. Mengenakan seragam, termasuk tindakan – tindakannya. Hidup terlalu serius. Hanya melakukan yang itu – itu saja. Jika terlalu serius, tidak punya waktu untuk diri sendiri. Bahkan, keluarga bisa jadi tidak terurus karena sibuk di karir. Menjadi tidak produktif.

Cara menjadi guru hebat adalah produktif. Produktivitas bisa terwujud jika ia punya visi, punya ide, melakukan pengembangan, melakukan perencanaan, melakukan hal – hal secara efisien. Ketika kita melakukan produktivas, sukses yang akan mencari. Ketika produktif akan menjadi percaya diri.

Suatu yang bagus jika tidak didokumentasikan dengan sarana yang selalu bisa diakses seperti blog, maka akan menjadi lebih bermakna. Buku tidak cukup. Sekarang eranya gadget, wordpress. Sekarang eranya menggunakan sosial media untuk bisa eksis. Yang dulu kertas buku – buku sekarang berubah menjadi digital. Setiap foto yang diunggah hendaknya disertai cerita agar lebih bermakna, memberikan kesan, dan memberikan jejak.

Berikut tips konsisten menulis di blog menurut Pak Dedi Dwitagama. Pertama, tentukan tujuan. Fokus pada hal – hal yang akan ditulis sehingga bersama jalannya waktu dapat mengenali bidang kemampuan menulis yang bagus dan dikuasai. Kedua, membuat outline. Ketiga, mulai menulis. Menulis di blog tidak harus panjang. Keempat, selesaikan tulisan dan upload. Kelima, mengikuti komunitas. Keenam, membaca tulisan orang lain. Dengan membaca tulisan orang lain akan mendapatkan ide. Ketujuh, menulis lagi. Kedelapan, memperkenalkan diri. Kesembilan, ikut klub dan berorganisasi.

 

Bunga kenanga bunga melati

Harum mewangi aromanya

Ayo kita komitmen menulis setiap hari

Agar pengalaman terdokumentasi dan lebih bermakna

Jumat, 27 Januari 2023

Ketika Tidak Mempunyai Ide Untuk Menulis

 


Judul                  : Ketika Tidak Mempunyai Ide Untuk Menulis

Resume ke -       : 7

Gelombang        : 28

Tanggal              : 23 Januari 2023

Tema                  : Mengatasi Writer’s Block

Narasumber       : Ditta Widya Utami, S. Pd., Gr.

Moderator          : Raliyanti, S. Sos., M.Pd.

 

Jus markisa enak rasanya

Tak cukup satu minum dua tak cukup dua minum tiga

Betapa girang dan bahagia

Kembali aku bisa belajar menulis bersama narasumber luar biasa

 

Kelas hari ini dibuka dengan motivasi dari Omjay, founder KBMN.  Peserta yang fokus pasti akan lulus. Di dalam kesulitan ada kemudahan. Demikian juga sebaliknya.  Hidup menjadi terasa sulit karena bisa jadi kesulitan demi kesulitan diciptakan sendiri. Selalu menyiapkan resume dengan baik agar bisa menjadi buku yang bermutu, buku yang enak dibaca. Banyak membaca agar mendapat pengetahuan dan pengalaman yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari – hari. Tetap semangat untuk belajar.

Untuk menjadi penulis harus siap dengan prosesnya. Demikian Ibu Ditta Widya Utami, Narasumber pertemuan ke - 7, juga memberikan motivasi. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak untuk bisa menjadi penulis seperti Omjay, founder KBMN dan penulis – penulis lain seperti Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko. Tidak bisa instan.

Menulis memberikan banyak manfaat. Salah satu manfaatnya adalah untuk self healing. Aktivitas menulis tidak bisa dilepaskan dari keberadaan diri sebagai makhluk berbahasa dan berbudaya. Beberapa hal yang menjadi alasan untuk menulis adalah hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan masih banyak lagi yang bisa disebutkan. Jatuh cinta mungkin?

Banyak macam tulisan pribadi yang di antaranya diary, karya tulis ilmiah, cerpen, artikel, resume dan sebagainya. Menulis memiliki arti yang luas sehingga yang tergolong penulis tidak hanya novelis, cerpenis, jurnalis, atau blogger. Tetapi juga copy writer, content writer, script writer, ghost writer, techincal writer hingga UX writer.

Permasalahan yang sering dihadapi oleh penulis adalah virus WB atau writer’s block atau virus WB. Virus WB bisa menghinggapi setiap penulis, tidak peduli tua tahu muda, profesional atau belum. Oleh sebab itu, seorang penulis perlu untuk mengenali virus VB, menyadari ketika dihinggapi,  dan menemukan cara mengatasinya.

Writer’s block pertama kali diperkenalkan oleh seorang psikoanalisis Amerika, Edmund Bergler, pada tahun 1940. Writer’s block dapat diartikan sebagai kondisi ketika seorang penulis mengalami kebuntuan, tidak lagi produktif, atau berkurang kemampuan menulisnya.

Untuk mengatasinya, langkah pertama yang bisa ditempuh adalah mengetahui faktor penyebabnya. Beberapa hal yang dapat menyebabkan Writer’s block adalah kurang bisa beradaptasi dengan metode atau topik baru yang sedang dicoba untuk ditulis. Hal lain yang dapat menyebabkan writer’s block adalah stress, kelelahan fisik atau mental, terlalu perfeksionis.

Writer’s block  dapat diatasi dengan mencoba hal yang baru yang berbeda dengan sebelumnya yang bisa menumbuhkan perasaan senang dan tertantang, membaca buku – buku ringan, dan free writing.

Free writing atau dikenal dengan menulis bebas. Menulis dengan tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi. Menulis dengan tanpa perasaan khawatir: khawatir dinyinyirin orang, khawatir dikritik ahli, khawatir tulisannya tidak bagus.

Jadi, bebaskan diri untuk menulis dengan tanpa rasa khawatir. Coba hal yang baru yang menantang dan menumbuhkan rasa senang. Tidak lupa, membaca buku – buku sebagai nutrisi dan menemukan ide.

Tips dari Ibu Ditta untuk menyelesaikan draf tulisan adalah tetap tenang dengan tulisan buruk. Buka kembali dan kelompokkan. Menguatkan tekad untuk mengolah kembali. Memulai dari akhir dengan membayangkan buku sudah jadi, tidak sekedar draf.  Kalau bisa, sambil membuat daftar isi.

 

Bunga kenanga bunga melati

Bunga mekar harum mewangi

Terima kasih, Bu Ditta, atas pencerahan yang menginspirasi

Membuat tekad bulat untuk menulis lagi


Minggu, 22 Januari 2023

Belajar Menulis Buku Mayor

 


Judul               : Belajar Menulis Buku Mayor
Resume ke -    : 6
Gelombang      : 28
Tanggal           : 20 Januari 2023
Tema               : Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu
Narasumber     : Prof. Richardus Eko Indrajit
Moderator       : Aam Nurhasanah

 

Hari beranjak senja
Mentari mulai terbenam
Selamat berjumpa
Di resume yang keenam

 

Narasumber kali ini adalah seorang yang luar biasa kiprahnya dalam dunia pendidikan. Sudah tidak asing dan berperan penting dalam pembelajaran jarak jauh selama pandemi ini. Beliau adalah Prof. Richardus Eko Indrajit. Beliau adalah seorang penulis besar yang bisa mengantarkan mimpi para guru untuk menuju penerbit mayor.

Pada pertemuan ini Prof. Eko membagikan pengalamannya menjadi penulis dari buku mayor, buku yang diterbitkan oleh penerbit nasional. Ada kurang lebih 121 buku mayor yang telah Prof. Eko tulis semenjak beliau selesai kuliah. Di samping itu, ada juga kurang lebih 623 artikel yang telah beliau tulis baik dalam bahasa Indonesia maupun Inggris.

Prof. Eko senang menulis semenjak SD dan tulisan pertama diterbitkan di majalah ketika duduk di bangku SMP. Ingin membagi ide, pemikiran, gagasan, dam cerita kepada orang lain adalah alasan yang membuat beliau senang menulis sehingga menjadi ketagihan. Keinginan beliau untuk menulis semakin tinggi ketika semakin banyak membaca buku dan menonton televisi.

Buku mayor Prof. Eko pertama terbit pada tahun 2000, dua tahun setelah krisis dan reformasi. Sepuluh buku pertama adalah bunga rampai yang setiap buku terdiri dari 50 artikel dan setiap artikel berisi ringkasan satu topik yang menjadi tren saat itu. Prof. Eko tidak menduga bahwa bukunya akan dibeli begitu banyak orang sehingga membuat ketagihan menulis.

Hal lain yang memotivasi Prof. Eko untuk menulis adalah banyaknya yang mengucapkan terima kasih melalui sms ke nomor hpnya atas buku yang dibuat. Hal ini membesarkan hati dan membuat hidup terasa berguna bagi orang lain. Prof. Eko menegaskan bahwa penting menuliskan nomor hp di setiap buku yang ditulis.

Semenjak diajak oleh Om Jay, founder KBMN, Prof. Eko mengajar guru – guru untuk menulis dan tergerak untuk bereksperimen. Dari 19 buku yang sudah diterbitkan, saat ini lebih dari 60 buku karya guru – guru hebat berhasil diterbitkan oleh Penerbit Andi.

Pada pertemuan kali ini, Prof. Eko memberikan tantangan kepada peserta KBMN angkatan 28 untuk menulis buku mayor dalam 2 minggu. Tema akan diberikan. Yang penting adalah berniat serius untuk menulis. Targetnya buku sudah masuk ke penerbit untuk dikurasi sebelum Idul Fitri.

Terkait pemilihan tema, Prof. Eko memberikan tips. Jika ingin menulis buku yang diterbitkan mayor, maka harus mengikuti kebutuhan pasar. Jadi, menulis bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk orang lain. Contoh judul – judul buku yang dibutuhkan oleh sekolah – sekolah zaman sekarang adalah Classroom Design and Management, Community Based Learning, Computer-Based AssessmentCompetency-Based Learning, Computer-Adaptive Assessment, The 21st Century Learning Skills.

Untuk menulis, Prof. Eko memberi saran agar tidak perlu berpikir panjang – panjang terlebih dahulu. Memulai dari yang sederhana. Tidak menuliskan sesuatu yang tidak dimengerti dan tidak ada sumber referensinya. Prof. Eko lebih senang mengajak rekan – rekan guru untuk berjalan bersama, bukan sekedar diskusi. Diskusi dilakukan ketika menemui hambatan. Prof. Eko juga menyarankan untuk mencari judul yang anti mainstream karena penerbit mayor biasanya tidak tertarik dengan judul yang biasa – biasa saja.

Menjawab pertanyaan tentang penggunaan referensi (Afif), Prof. Eko mengatakan bahwa tidak ada aturan jumlah buku referensi yang dipergunakan. Referensi adalah bentuk penghormatan kepada karya orang lain yang butir – butir kontennya dipakai. Semakin banyak pemikiran orang lain yang dipakai, maka semakin banyak referensi yang dipergunakan.

Prof. Eko mengajak para guru bermimpi karyanya dipajang di toko buku dan bergabung dalam batch Januari Berseri yang akan menjadi workshop mingguan membuat buku mayor. Tujuannya adalah agar para guru bisa menulis, bukan sekedar tahu caranya menulis. Prof. Eko menganut konsep belajar ketika berkarya dan bukan belajar dulu baru berkarya. Untuk mengetahui yang ada di kepala penerbit mayor, Prof. Eko mengajak para guru untuk memirsa video berikut:



Pergi ke pasar dengan ibu

Beli bakmi campur bala – bala

Kali ini saya belajar lebih dahulu

Semoga di kemudian hari saya bisa mewujudkannya

Jumat, 20 Januari 2023

Menjadikan Blog Sebagai Media Pembelajaran


Judul               : Menjadikan Blog Sebagai Media Pembelajaran

Resume ke -    : 5

Gelombang      : 28

Tanggal           : 18 Januari 2023

Tema               : Blog Sebagai Media Pembelajaran

Narasumber     : Dail Ma’ruf, M. Pd.

Moderator       : Purbaniasita KS, S. Pd.

 

Buah pepaya buah mangga

Bervitamin untuk sehat

Selamat berjumpa di resume kelima

Ayo rajin menulis agar lebih bermanfaat

 

Semangaaaat...

 

Ada 3 pertanyaan yang sering muncul terkait dengan blog: Apa sih blog itu? Apa kegunaannya? Apakah blog bisa digunakan sebagai media pembelajaran? (Ma’ruf, Dail). Ketiga pertanyaan ini adalah pertanyaan yang mendasar.

Blog atau weblog pertama kali diperkenalkan oleh Jhon Barger pada tahun 1998. Weblog dikhususkan untuk istilah website yang bersifat pribadi dan sering diperbarui dari waktu ke waktu. Karena bersifat pribadi, blog dapat memuat opini dan hal – hal lain untuk mengaktualkan diri yang dikabarkan pada komunitas global.

Blog tidak berbeda dengan media sosial lainnya seperti Facebook, Instagram, email, Tik Tok, You tube. Blog dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal yang positif. 

Blog ada berbagai macam: blog pendidikan, blog sastra, dan blog pribadi. Blog pendidikan biasanya ditulis oleh pelajar atau guru. Blog sastra lebih dikenal sebagai litblog (literary blog) yang berisi masalah yang berkaitan dengan dunia sastra. Blog pribadi atau buku harian online berisi tentang pengalaman keseharian seseorang yang bisa berupa keluhan, puisi, gagasan, dan perbincangan dengan teman. Selain itu juga masih ada lagi blog bertopik, blog kesehatan, blog politik, blog perjalanan, blog riset, blog hukum atau blog laws, blog media, blog agama, blog bisnis.

Ada 5 manfaat blog bagi pendidikan. Pertama, blog dapat menjadi rumah belajar. Guru dapat berbagi dan menyalurkan kreativitasnya melalui blog ini. Kedua, blog dapat meringankan tugas dan beban guru dalam mengajar. Materi mengajar, tugas siswa, atau informasi – informasi lainnya dapat dimasukkan ke dalam blog. Ketiga, blog dapat meningkatkan minat belajar para siswa. Sebuah permasalahan atau materi pelajaran dapat diunggah ke dalam blog dengan bahasa yang lebih santai sehingga para siswa bisa blogwalking dan kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Keempat, blog dapat diakses oleh siapa pun di belahan dunia. Guru dapat berbagi materi pelajaran dengan cakupan yang lebih luas sehingga orang yang membutuhkan dapat mengakses dengan lebih mudah dan murah. Kelima, blog dapat menjadi media untuk menjalin silaturahmi. Blog dapat menjadi sarana bertemu secara tidak langsung dan berkomunikasi satu dengan yang lain.

Menurut penelitian dari Bapak Sartono dan Doktor Wijaya Kusumah, blog mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Dengan demikian, blog dapat dimanfaat sebagai salah satu media pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa, secara khusus kemampuan menulis.

Menurut Mayor Nani, blog dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dengan cara guru mengirimkan tugas - tuga di blog. Siswa menjawab di blog mereka masing - masing dan mengirimkan linknya di group. Siswa lain diberi tugas untuk berkunjung minimal di 2 blog temannya. Pembatasan minimal 2 blog ini didasari alasan bahwa siswa juga masih mempunyai tugas - tugas dari guru yang lain.

Materi pertemuan kelima ini sangat bermanfaat untuk seorang guru dengan narasumber Bapak Dail Ma’ruf, M.Pd yang dulunya juga peserta KBMN 20. Sudah menjadi kurator lebih dari 10 buku. Semoga pada suatu kesempatan saya dapat menerapkan ilmunya. Sebagai penutup dan penyemangat untuk terus menulis sehingga dapat menghasilkan buku, pepatah yang Pak Dail kutip “Man Jadda Wajada” - “There are a want there are a way”. I hope so.


 

Selasa, 17 Januari 2023

Bagaimana Mengubah Karya Ilmiah Menjadi Buku?


Judul               : Bagaimana Mengubah Karya Ilmiah Menjadi Buku?

Resume ke -    : 4

Gelombang      : 28

Tanggal           : 16 Januari 2023

Tema               : Menulis Buku Dari Karya Ilmiah

Narasumber     : Eko Daryono, S. Pd.

Moderator       : Nur Dwi Yanti, S. Pd.

 

Ikan giru ikan sepat

Kita bertemu kembali di resume pertemuan keempat

 

Pertemuan keempat ini menyajikan materi yang begitu menantang yaitu mengubah karya ilmiah menjadi sebuah buku. Hemm...mendengar kata ilmiah saja sudah terbayang dengan hal – hal yang njlimet, pelik, butuh waktu dan pemikiran yang ekstra.

Ibu Nur Dwi Yanti atau NDY membuka pembelajaran malam ini dengan sebuah quote dari John Maxwell yang menyuntik semangat dengan memadankan passion sebagai bahan bakar yang mengubah keharusan menjadi kemauan sehingga akan terus berusaha untuk mewujudkan keinginan. Apa ya yang aku inginkan hari ini? Cukuplah dulu menyerap ilmu dan pengalaman dari Mr. Yons atau Bapak Eko Daryono, S. Pd.

Mr. Yons sebagai narasumber pembelajaran keempat ini mengawali dengan mengajak mengingat kembali definisi karya tulis ilmiah, 2 jenis karya tulis ilmiah: KTI nonbuku dan KTI buku, dan struktur penulisan KTI. Adapun struktur penulisan KTI adalah sebagai berikut:



Selanjutnya Mr. Yons mengajak untuk melihat perbedaan antara laporan KTI dengan KTI yang dikonversi menjadi buku yang secara substansi isi tidak berbeda karena pada dasarnya isi buku akan mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI. Perbedaanya terletak pada gaya penulisan. Sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku  mengalami penyesuaian – penyesuaian pada penomoran tiap sub bab sehingga menjadi tidak berkesan kaku. Bahasa dalam buku juga dimodifikasi sehingga lebih luwes, lugas, dan tidak mencantumkan lagi kata – kata: penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis. Berikut tabel perbedaan laporan ilmiah dengan buku.

Cara atau langkah – langkah mengkonversi KTI menjadi buku menurut Mr. Yons adalah sebagai berikut:

1.      Memodifikasi judul

Judul buku yang merupakan hasil konversi hendaknya memiliki daya tarik dan daya jual, menarik, unik,mudah diingat dan mencerminkan isi buku. Walau, kemenarikan sebuah judul buku bersifat subjektif.

2.      Memodifikasi sistematika dan gaya penulisan

Tidak lagi menampakkan sub bab – sub bab sehingga isi buku menjadi satu kesatuan dan tidak seolah – olah terpisah – pisah. Memodifikasi Bab I

Judul pendahuluan tetap boleh dipertahankan. Namun, bisa juga diganti pembukaan atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku. Lebih fokus mengeksplor latar belakang dan tidak diperlukan lagi sub bab – sub bab.

3.      Memodifikasi Bab II

Menyederhanakan dengan cara mengubah sub bab – sub bab menjadi beberapa bab.

4.      Memodifikasi Bab III

Bisa ditempuh dengan benar – benar menghilangkan bab III yang berupa metode, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bisa juga memasukkan bab III di bab II atau menarasikan bab II di awal bab pembahasan.

5.      Memodifikasi Bab IV

Tidak lagi menggunakan judul “Hasil Penelitian dan Pembahasan”, tetapi disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku dapat menjadi pilihan sebagai judul bab IV ini. Dalam bab ini dapat dimasukkan tabel, grafik, foto kegiatan, atau hasil penelitian yang menyatu dalam buku.

6.      Memodifikasi Bab V

Bisa tetap diberi judul penutup. Bab ini dapat berisi simpulan, rekomendasi (saran), dan ditambahkan temuan terkait dengan hasil penelitian.

7.      Memodifikasi lampiran

Data yang dilampirkan adalah instrumen penelitian yang berupa data matang yang telah diolah dan bukan data mentah.

Sementara itu, beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika mengkonversi KTI menjadi buku adalah:

1.      Keaslian laporan hasil penelitian.

2.      Menghindari kompilasi terlalu banyak

3.      Memilih dan memilah data yang dipublikasikan

4.      Modifikasi bahasa baku

5.      Menghindari pengambilan sumber berantai atau pendapat yang secara ilmiah kurang dapat dipertanggungjawabkan

6.      Untuk mendukung keabsahan, menuliskan semua daftar pustaka yang dipakai sebagai rujukan

7.      Memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN


Ikan sepat melompat di udara

Tetap semangat untuk melanjutkan ke resume yang kelima

 

Ikan sepat ikan tuna

Salam sehat dan bahagia

 

Minggu, 15 Januari 2023

Yuk, Menggali Potensi Diri Dengan Menulis!


Judul               : Yuk, Menggali Potensi Diri Dengan Menulis!

Resume ke -    : 3

Gelombang      : 28

Tanggal           : 13 Januari 2023

Tema               : Gali Potensi Ukir Prestasi

Narasumber     : Aam Nurhasanah, S. Pd.

Moderator       : Arofiah Afifi, S. Pd.

 

Sebuah quote pembuka yang menarik dari moderator pada pertemuan ketiga Kelas Belajar Menulis Nusantara, Ibu Arofah Afifi, S. Pd, yang berbunyi “Menulis adalah suatu cara menampilkan potensi dan prestasi”. Saya sangat setuju. Potensi hendaknya dikembangkan dan ditampilkan sebagai sebuah bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada Dia yang telah menganugerahkan potensi tersebut dalam diri.

Saya juga setuju dengan permasalahan yang diangkat oleh Ibu Moderator bahwa sering kalinya kita apriori dengan bakat dan potensi diri sehingga menimbulkan insecure dengan karya tulis sendiri. Pada pertemuan ketiga ini hal tersebut akan dikupas oleh narasumber Ibu Aam Nurhasanah, S. Pd. Beliau adalah seorang penulis handal yang telah berhasil menjadi penulis penerbit mayor dengan buku karyanya telah ada di Gramedia dan berderet prestasi lainnya.

Menurut Ibu Aam, jawaban dari pertanyaan bagaimana menggali diri untuk mengukir prestasi adalah memulai dengan menulis yang kita sukai. Selain itu juga bisa dari yang dialami atau dikuasai. Semua itu bisa dituliskan dalam berbagai bentuk untuk menginspirasi: puisi, pantun, cerpen, novel, atau kisah inspiratif.

Memiliki ketrampilan menulis ternyata tidak begitu saja, tetapi membutuhkan proses dan perjuangan. Semangat dan ketekunan. Tidak mudah menyerah dan mau terus berusaha. Seperti pengalaman Ibu Aam yang  pernah bergabung di KBMN di gelombang 8 dan tidak lulus. Namun beliau memupuk kembali semangat untuk mengikuti kembali di gelombang 12 dan akhirnya lulus hingga mendapatkan prestasi. Pengalaman ini adalah sebuah keteladanan yang bisa diikuti. Bahkan, buku solonya lahir dari BM 12. Buku solo yang menggarisbawahi bahwa sebuah mimpi dapat diwujudkan dengan semangat, kemauan, dan laku nyata.




Setiap pengalaman dibukukan supaya  menjadi jejak literasi. Spirit ini rupanya yang membuat Ibu Aam bisa menerbitkan buku – buku selanjutnya. Dari pengalaman menjadi moderator kelas menulis, terbitlah buku Kunci Sukses Menjadi Moderator Online. Dari berbagai pengalaman menjadi juara menulis, menjadi kurator, menjadi editor, terbitlah buku Rajin Menulis Berbuah Manis.

Tips dari Ibu Aam agar bisa produktif dalam menulis dan menghasilkan buku adalah ikut menulis bareng (nubar) buku antologi. Untuk menulis 1 minggu, 1 hari 10 halaman A4 sehingga 5 hari menjadi 50 halaman. Jika dibuat A5 akan menjadi 100 halaman. Sisanya 2 hari untuk edit dan layout. Untuk bisa menyelesaikan sebuah tulisan diperlukan niat dan motivasi, bisa juga memilih tokoh sebagai panutan untuk memompa semangat.

Banyak pengalaman yang dibagikan oleh Ibu Aam sebagai narasumber pada pertemuan ketiga ini. Pengalaman yang dapat dijadikan inspirasi dan motivasi untuk terus menulis demi menggali potensi yang siapa tahu nantinya akan diikuti oleh prestasi. Pendek kata, coba dulu saja. Setelah itu ikuti gelora dan alurnya.

Burung belibis burung nuri

Mari menulis untuk menggali potensi diri

Burung goffin makan manggis

Mari rajin menulis siapa tahu berbuah manis