Senin, 06 Februari 2023

Mari Berpantun

 


Judul               : Mari Berpantun

Resume ke -    : 13

Gelombang      : 28

Tanggal           : 06 Februari 2023

Tema               : Kaidah Pantun

Narasumber     : Miftahul Hadi, S. Pd.

Moderator       : Dail Ma’ruf, M. Pd.

 

Pagi – pagi hujan turun

Hujan turun di musim kemarau

Mari – mari kita berpantun

Berpantun menghibur hati yang galau

 

Pantun sudah dikenal luas di masyarakat Indonesia. Walau identik dengan suku Melayu, pantun di berbagai daerah mempunyai sebutan sendiri. Di Tapanuli dikenal dengan ende – ende. Di Sunda dan Jawa dikenal dengan parikan. Pantun sudah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda.

Di dalam kehidupan sehari – hari, pantun memiliki banyak kegunaan: untuk berkomunikasi sehari – hari pada zaman dahulu, mengawali sambutan, sebagai lirik lagu, sarana untuk berkenalan, sebagai dakwah atau menyampaikan nasihat. Pantun juga dapat dipakai sebagai sarana latihan berpikir tentang makna kata sebelum seseorang berujar.

Ada beberapa ciri pantun: 1 bait pantun terdiri atas empat baris, satu baris ideal jika terdiri atas empat sampai lima kata, satu baris terdiri  delapan sampai dua belas suku kata. Baris pertama dan kedua disebut sampiran. Baris ketiga dan keempat disebut isi. Pantun yang baik bersajak a – b – a – b. Tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk bersajak a – a – a – a. Hanya saja jika bersajak a – a – a – a, akan mengurangi keindahan.

Pantun memiliki kesamaan dengan syair. Perbedaannya terletak pada persajakan dan keterkaitan baris. Syair bersajak a – a – a – a. Syair tidak mempunyai sampiran. Semua baris dalam syair saling terhubung atau berupa isi. Berikut contoh pantun dan syair dari Bapak Miftah.

Pantun:

Rajinlah minum jamu,

Agar kuatlah urat,

Rajinlah tuntut ilmu,

Bagi dunia akhirat.

 

Syair:

Inilah kisah bermula kawan

Tentang negeri elok rupawan

Menjadi rebutan haparan jajahan

Hidup mati pahlawan memperjuangkan

 

Engkau telah mafhum kawan

Penggenggam bambu runcing ditangan

Pemeluk tetes darah penghabisan

Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.

 

Adapun gurindam hanya memiliki 2 baris. Kedua baris di dalam gurindam saling berhubungan. Gurindam bersajak a – a. Bapak Miftah memberikan contoh gurindam sebagai berikut:

Jika rajin salat sedekah,

Allah akan tambahkan berkah.

 

Gurindam dan karmina memiliki persamaan yaitu terdiri dari 2 baris. Perbedaannya adalah kedua baris di dalam karmina tidak saling berhubungan. Contoh gurindam adalah sebagai berikut:

Sudah gaharu Cendana pula,

Sudah tahu bertanya pula.

Trik untuk membuat pantun dari Bapak Miftah sebagai berikut:

1.      Mencari kata yang memiliki bunyi akhir sama minimal dua huruf.

2.      Memahami ciri-ciri pantun

3.      Menyusun baris ketiga dan keempat terlebih dahulu.

4.      Menyusun baris pertama dan kedua.


2 komentar:

  1. tulisannya runtut, bagus kak, jangan lupa mampirdi warung https://hasturahagi.blogspot.com/2023/02/indahnya-pantunku.html

    BalasHapus
  2. Terima kasih, Siap untuk mampir.

    BalasHapus