Senin, 30 Januari 2023

Menulis Cerita Fiksi

 


Judul               : Menulis Cerita Fiksi

Resume ke -    : 10

Gelombang      : 28

Tanggal           : 30 Januari 2023

Tema               : Kiat Menulis Cerita Fiksi

Narasumber     : Sudomo, S.Pt.

Moderator       : Bambang Purwanto, S.Kom.Gr.

 

Cerita fiksi tidak hanya membawa imaginasi berkelana. Cerita fiksi dapat dipakai sebagai sarana pembentukan karakter, rekreasi, dan memperkuat intuisi.

Berikut kiat menulis cerita fiksi menurut Bapak Sudomo, S.Pt. atau Mazmo. Kiat ini disebut dengan alur merdeka. Kiat menulis cerita fiksi dengan alur merdeka adalah:

1.      Mulai dari diri

Setiap orang punya pengalaman tentang cerita fiksi baik dalam penulisan maupun kendala yang dihadapi. Ada yang suka membaca cerita, tetapi belum pernah menulis. Begitu juga ada yang suka bercerita secara lisan dan juga belum pernah menulis. Ada yang sudah mencoba menulis, tetapi berhenti di tengah – tengah. Ada juga yang sudah berpengalaman dan karyanya termuat dalam antologi.

Jika ingin bisa menulis fiksi, maka harus mempunyai semangat untuk belajar. Mempunyai niat dan komitmen kuat untuk memulai dan menyelesaikan. Mencari berbagai referensi tentang kerangka karangan sebgai strategi menulis fiksi agar cerita tetap pada jalurnya. Harus terus membaca karya orang lain agar semakin kaya pemahaman dan ketrampilan. Konsistensi menulis cerita fiksi akan membuat terbiasa.

2.      Eksplorasi konsep

Seorang penulis cerita fiksi membutuhkan riset. Riset tersebut bisa berupa riset setting agar bisa menulis tempat dengan detail. Dengan membaca karya orang lain, seorang penulis fiksi akan memperoleh gambaran tentang teknik kepenulisan, gaya bahasa, dan menambah kosa kata.

Bentuk cerita fiksi beraneka: cerpen, novelet, novela, novel, fiksimini, flash fiction, dan pentigraf. Perbedaan pada semua bentuk cerita tersebut adalah jumlah katan.

Unsur – unsur pembentuk cerita adalah tema, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang. Namun, ada satu unsur yang penting untuk membangun cerita, yaitu premis. Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat yang memudahkan dalam pengembangan cerita. Unsur premis ini adalah karakter, tujuan tokoh, rintangan/tantangan, dan resolusi. Contoh premis adalah seorang penyihir cilik yang harus berjuang demi ketenangan dunia.

Hal yang tidak boleh dilupakan adalah membuat outline atau kerangka karangan agar cerita tidak melebar tanpa tujuan.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah membuka cerita dengan baik, melakukan pengenalam tokoh dan latar dengan baik, menguatkan konflik internal dan eksternal tokoh, mempertimbangkan unsur logis sehingga tidak cacat logika, memperkuat imaginasi, susunan kalimat pendek dan jelas, memperhatikan diksi, dan membuat ending yang baik.

3.      Ruang kolaborasi

Bisa bekerja sama dengan penulis lain untuk membangun dan menyelesaikan cerita. Semisal Mazmo memberikan paragraf:

“Perlahan suara itu mulai menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama suara itu semakin mendekat.”

Kemudian saya akan melanjutkan seperti ini:

“Perlahan suara itu mulai menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama suara itu semakin mendekat.

Aku semakin membelalakkan mataku agar dapat melihat dari aapa atau siapakah suara yang semakin mendekat itu berasal. Namun, sia – sia. Hanya gelap yang membekap penglihatanku. Jantungku berdebar semakin cepat. Napasku pun demikian. Aku berusaha mengatur napasku dan menenangkan diri. Dalam ketidakpastian aku berusaha waspada.”

4.      Demonstrasi kontekstual

Menginventaris 5 tema yang paling disukai dan dikuasai

a.       Kesulitan sesama dan kepedulian

b.      Kejujuran dan kesejahteraan bersama

c.       Daya juang dalam berbagai kesulitan

d.      Daya cinta yang mengatasi berbagai masalah

e.       Tuhan yang penuh cinta dan ketidakterdugaan

5.      Elaborasi Pemahaman

Saling berbagi pemaham dengan berdiskusi dan mengikuti berbagai komunitas menulis cerita fiksi. Pengalaman dari sesama penulis akan semakin memperkaya pemahaman dan ketrampilan dalam berkarya.

6.      Koneksi antarmateri

Kesimpulan untuk mampu menulis cerita fiksi adalah berawal dari diri sendiri. Kemauan dan semangat untuk terus menulis dan belajar. Pemahaman tentang unsur – unsur cerita akan mendukung ketrampilan dalam menulis. Belajar dari penulis lain dengan membaca karyanya atau berdiskusi akan semakin meningkatkan kemampuan menulis cerita fiksi dan kualitas karya.

7.      Aksi Nyata

Semua yang dipelajari akan menjadi sia – sia jika tidak diterapkan. Oleh sebab itu, tiada jalan lain untuk bisa menulis cerita fiksi, kecuali melakukannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar